Minggu, 07 April 2019

Asal usul orang Lampung

Etnis Lampung yang biasa disebut Lampung-Ulun lampung2.png (Ulun Lampung, Orang Lampung) secara tradisional geografis adalah salah satu dari rumpun melayu di pulau Sumatra yang menempati seluruh provinsi Lampung dan sebagian provinsi Sumatra Selatan bagian selatan dan tengah yang menempati daerah Martapura, Muaradua di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kayu Agung, Tanjung Raja di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Merpas di sebelah selatan Bengkulu serta Cikoneng di pantai barat Banten. Suku Lampung memilik sub suku yaitu Suku Komering di Sumatra Selatan itu semua terlihat dari kesamaan budaya dan bahasa antara Suku Lampung dan Suku Komering



Asal usul

Asal-usul ulun Lampung (orang Lampung) erat kaitannya dengan istilah Lampung sendiri. Pada abad ke VII orang di negeri Tiongkok sudah membicarakan suatu wilayah didaerah Selatan (Namphang) dimana terdapat kerajaan yang disebut Tolang Pohwang, To berarti orang dan Lang Pohwang adalah Lampung. nama Tolang, Po’hwang berarti “orang Lampung” atau “utusan dari Lampung” yang datang dari negeri Tiongkok sampai abad ke 7.Terdapat bukti kuat bahwa Lampung merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan menguasai sebagian wilayah Asia Tenggara termasuk Lampung dan berjaya hingga abad ke-11.
Dalam kronik Tai-ping-huan-yu-chi dari abad kelima Masehi, disebutkan nama-nama negeri di kawasan Nan-hai (“Laut Selatan”), antara lain dua buah negeri yang disebutkan berurutan: To-lang dan Po-hwang. Negeri To-lang hanya disebut satu kali, tetapi negeri Po-hwang cukup banyak disebut, sebab negeri ini mengirimkan utusan ke negeri Tiongkok tahun 442, 449, 451, 459, 464 dan 466. Prof. Gabriel Ferrand, pada tulisannya dalam majalah ilmiah Journal Asiatique, Paris, 1918, hal. 477, berpendapat bahwa kedua nama itu mungkin hanya satu nama: To-lang-po-hwang, lalu negeri itu dilokasikan Ferrand di daerah Tulangbawang, Lampung.
Prof. Purbatjaraka, dalam bukunya Riwajat Indonesia I,Jajasan Pembangunan, Djakarta, 1952, hal. 25, menyetujui kemungkinan adanya kerajaan Tulangbawang, meskipun diingatkannya bahwa anggapan itu semata-mata karena menyatukan dua toponimi dalam kronik Tiongkok.

Adat-istiadat

Masyarakat adat Lampung Saibatin

Masyarakat Adat Lampung Saibatin mendiami wilayah adat: Labuhan Maringgai, Pugung, Jabung, Way Jepara, Kalianda, Raja Basa, Teluk Betung, Padang Cermin, Marga Punduh, Punduh Pedada, Cukuh Balak, Way Lima, Talang Padang, Kota Agung, Semaka, Suoh, Sekincau, Batu Brak, Belalau, Liwa, Pesisir Krui, Ranau, Martapura, Muara Dua, Kayu Agung, empat kota ini ada di Provinsi Sumatra Selatan, Cikoneng di Pantai Banten dan bahkan Merpas di Selatan Bengkulu. Masyarakat Adat Saibatin seringkali juga dinamakan Lampung Pesisir karena sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan dan barat lampung, masing masing terdiri dari:
  • Paksi Pak Sekala Brak (Lampung Barat)
  • Bandar Enom Semaka (Tanggamus)
  • Bandar Lima Way Lima (Pesawaran)
  • Melinting Tiyuh Pitu (Lampung Timur)
  • Marga Lima Way Handak (Lampung Selatan)
  • Pitu Kepuhyangan Komering (Provinsi Sumatra Selatan)
  • Telu Marga Ranau (Provinsi Sumatra Selatan)
  • Enom Belas Marga Krui (Pesisir Barat)
  • Cikoneng Pak Pekon (Provinsi Banten)

Masyarakat adat Lampung Pepadun

Masyarakat beradat Pepadun/Pedalaman terdiri dari:
  • Abung Siwo Mego (Unyai, Unyi, Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk, Selagai, Nyerupa). Masyarakat Abung mendiami tujuh wilayah adat: Kotabumi, Seputih Timur, Sukadana, Labuhan Maringgai, Jabung, Gunung Sugih, dan Terbanggi.
  • Mego Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan). Masyarakat Tulangbawang mendiami empat wilayah adat: Menggala, Mesuji, Panaragan, dan Wiralaga.
  • Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi). Masyarakat Pubian mendiami delapan wilayah adat: Tanjungkarang, Balau, Bukujadi, Tegineneng, Seputih Barat, Padang Ratu, Gedungtataan, dan Pugung.
  • WayKanan Buway Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur). Masyarakat Way Kanan mendiami wilayah adat: Negeri Besar, Pakuan Ratu, Blambangan Umpu, Baradatu, Bahuga, dan Kasui.
  • Sungkay Bunga Mayang (Semenguk, Harrayap, Liwa, Selembasi, Indor Gajah, Perja, Debintang)Masyarakat Sungkay Bunga Mayang menempati wilayah adat: Sungkay, Bunga Mayang, Ketapang dan Negara Ratu.

Falsafah Hidup Ulun Lampung

Falsafah Hidup Ulun Lampung termaktub dalam kitab Kuntara Raja Niti, yaitu:
  • Piil-Pusanggiri (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri)
  • Juluk-Adok (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya)
  • Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu)
  • Nengah-Nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis)
  • Sakai-Sambaian (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya)
Sifat-sifat di atas dilambangkan dengan ‘lima kembang penghias sigor’ pada lambang Provinsi Lampung.
Sifat-sifat orang Lampung tersebut juga diungkapkan dalam adi-adi (pantun):
Tandani ulun Lampung, wat piil-pusanggiri Mulia heno sehitung, wat liom ghega dighi Juluk-adok gham pegung, nemui-nyimah muaghi Nengah-nyampugh mak ngungkung, sakai-Sambaian gawi.

Bahasa Lampung

Artikel Lengkap di Bahasa Lampung
Bahasa Lampung, adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Ulun Lampung di Provinsi Lampung, selatan palembang dan pantai barat Banten.
Bahasa ini termasuk cabang Sundik, dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia barat dan dengan ini masih dekat berkerabat dengan bahasa Melayu , dan sebagainya.
Berdasarkan peta bahasa, Bahasa Lampung memiliki dua subdilek. Pertama, dialek A (api) yang dipakai oleh ulun Sekala Brak, Melinting Maringgai, Darah Putih Rajabasa, Balau Telukbetung, Semaka Kota Agung, Pesisir Krui, Ranau, Komering dan Daya (yang beradat Lampung Saibatin), serta Way Kanan, Sungkai, dan Pubian (yang beradat Lampung Pepadun). Kedua, subdialek O (nyo) yang dipakai oleh ulun Abung dan Tulangbawang (yang beradat Lampung Pepadun).
Dr Van Royen mengklasifikasikan Bahasa Lampung dalam Dua Sub Dialek, yaitu Dialek Belalau atau Dialek Api dan Dialek Abung atau Nyow.

Aksara Lampung

Artikel Lengkap di Aksara Lampung
Aksara lampung yang disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tetapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.
Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu dan Aksara Bugis. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah KaGaNga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.
Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno jauh lebih kompleks. Sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut.

Marga di Lampung

Artikel Lengkap di Marga di Lampung

Sastra

Artikel Lengkap di Sastra Lampung

Politikus, negarawan dan sebagainya

Agamawan, ulama, dan sebagainya

Pers, penulis, ilmuwan, budayawan, aktivis, Bahasa dan sebagainya

Praktisi dan Profesional

Wartawan dan Jurnalis

Seniman

Pemeran

Pelawak

Musisi

  • Andika Kangen Band

Model & Ratu Kecantikan

Pahlawan Pejuang Kemerdekaan

Bahasa Lampung memiliki 2 dialek

Bahasa lampung sendiri memiliki 2 dialek yang biasa di gunakan yaitu dialek API dan dialek NYOW dan tulisan lampung biasa di sebut AKSARA LAMPUNG. Seiring dengan arus modernisasi yang semakin gencar bahasa lampungpun ikut terjadi pergeseran,oleh karena itu banyak pula bahasa lampung sudah seperti bahasa melayu atau bahasa indonesia. Seperti contoh didaerah tempat saya tinggal sewaktu kecil yaitu krui lampung barat, banyak orang mengatakan bahwa bahasa lampung krui adalah bahasa lampung paling hancur, hal ini di karenakan sudah banyak bahasanya yang tercampur dari luar bahasa lampung seperti bahasa indonesia, bahasa padang, bahasa jawa, bahasa palembang dan lain-lain.
Bahasa Lampung (https://terasnusantaraku.blogspot.co.id)
Kosakata Sehari-hari
Agar mempermudah belajarnya, coba hafalkan kosakata dibawah ini, yang mana sering digunakan orang Lampung dalam kehidupan sehari-harinya.
BAHASA LAMPUNG BAHASA INDONESIA ENGLISH LANGUAGE



Api khabar ? Sapa gelarkhmu ?
Jak ipa asalmu ?
Nyak jak Inggris
Nyak ghering jema niku
Nyak mak ghering jema niku
Phira rhega ni shinji
Phira Umorkh mu
Dipa Rangmu tinggal
Niku dacok nulung nyak ?
Jam phira tanno ?
Rhepa jaoh ni jak ija?
Jam setengah lima,
Ajo kajongku
Nyak haga pedom
Nyak mabuya ireh
Dipa rhasan mu
Tamong/Datuk
Kajong/Andung
Bakas
Bebai
Mulli
Merkhanai
Sanak
Kanan
Kiri
Sai
Rhua
Telu
Epak
Lima
Enom
Pitu
Walu
Siwa
Puluh
Serhatus
Serhibu
Pagi Ji
Dawah ji
Debi kanah
Bingi ji
Balak
Lunik
Sikop
Burak
Rhebah
langgarkh
Buhung
Jujorkh
Nyak haga mulang
Merkhuyuh
Sihat
Apa kabar ? Siapa namamu ?
Dari mana asalmu ?
Saya dari inggris
Aku cinta kamu
Saya benci kamu
Ini berapa harganya
Berapa umurmu
Kamu tinggal di mana ?
Kamu bisa bantu saya ?
Jam berapa sekarang ?
Berapa jauh dari sini ?
Jam setengah lima
Ini istri/suami saya
Saya mau tidur
Saya sangat capek
Mana pacarmu
Kakek
Nenek
Laki-laki
Perempuan
Gadis
Bujang
Anak-anak
Kanan
Kiri
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Seratus
Seribu
Pagi ini
Siang ini
Nanti sore
Malam
Besar
Kecil
Cantik
Jelek
Pendek
Tinggi
Bohong
Jujur
Saya mau pulang
Sakit
Sehat
How Are You ? What is your name ?
Where are you from ?
I come from england
I Love you
I hate you
How much this ?
How old you ?
Where do you live ?
Can you help me ?
What time is it ?
How long from here ?
half past fourth
This is my wife/husband.
I want to sleep
Im very tired
Where is your girl friend.
Grandfather
Grandmother
Male
Female
Girl
Bachelor
Son
Right
Left
One
Two
Three
Fourth
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Hundred
Thousand
This morning
Today
This afternoon
Tonight
Big
Small
Beautiful
Ugly
Short
High
Lie
Honest
I want to go home
sickness
healthy








Seratus
Seribu
Pagi ini
Siang ini
Nanti sore
Malam
Besar
Kecil
Cantik
Jelek
Pendek
Tinggi
Bohong
Jujur
Saya mau pulang
Sakit
Sehat
How Are You ?
What is your name ?
Where are you from ?
I come from england
I Love you
I hate you
How much this ?
How old you ?
Where do you live ?
Can you help me ?
What time is it ?
How long from here ?
half past fourth
This is my wife/husband.
I want to sleep
Im very tired
Where is your girl friend.
Grandfather
Grandmother
Male
Female
Girl
Bachelor
Son
Right
Left
One
Two
Three
Fourth
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Hundred
Thousand
This morning
Today
This afternoon
Tonight
Big
Small
Beautiful
Ugly
Short
High
Lie
Honest
I want to go home
sickness
healthy

Bahasa Lampung Api (Dialek A)

Bahasa Lampung Api, juga disebut bahasa Lampung dialek A, adalah bahasa yang ditutur di bagian barat, tengah dan selatan Provinsi Lampung. Penuturnya berjumlah 827.000 orang (sensus 2000).
Bahasa Lampung Api termasuk dalam rumpun bahasa Lampung dan terdiri dari beberapa dialek, yaitu bahasa Krui/Belalau, Pesisir Selatan, Pubian, Way Kanan, Ranau, Sungkai, dan Jelma Daya. Contoh kata dalam Bahasa Lampung Api
sapa gelakhmu ? [ siapa nama mu? ]
gelakhne nyak ajo ipan . [ nama saya ajo ipan ] Keluar besar=
Api = apa
Appai = baru
Awat = tidak
Balak = besar
Bebboh = malas
Buttak = pendek
Dacok = bisa
Dang = jangan
Dija = disini
Dudi = disana
Gatta = sekarang
Gawoh = saja
Gohpa = bagaimana
Haga = mau
injuk = seperti
Iji = ini
Ina = itu
Iya = dia
Iyu = iya
Jemoh = besok
Jenno = tadi
Juga = terus
Kham = kita
Khadu = sudah
Ki = kalau
Lamon = banyak
Lawang = gila
Lunik = kecil
Luwot = lagi
Makkung = belum
Mawat = tidak ada
Mejong = duduk
Mengan = makan
Menno = nanti
Niku = kamu
Nyak = saya
Pai = dulu
Pikha = berapa
Tegi = berdiri
Tiyan = mereka
Ulun = orang
Wai = air
Wat = ada

Rumpun Bahasa Lampung

Bahasa Lampung

terdiri dari 20 Induk huruf dan 12 anak Huruf ..


Rumpun bahasa Lampung adalah sekelompok bahasa yang dipertuturkan oleh Ulun Lampung di Provinsi Lampung, selatan palembang dan pantai barat Banten. Rumpun ini terdiri dari :
Kelompok ini merupakan cabang tersendiri dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia.
Ada yang membagi rumpun bahasa Lampung dalam dua dilek. Pertama, dialek A yang dipakai oleh ulun Melinting-Maringgai, Pesisir Rajabasa, Pesisir Teluk, Pesisir Semaka, Pesisir Krui, Belalau dan Ranau, Komering, dan Kayu Agung (yang beradat Lampung Peminggir/Saibatin), serta Way Kanan, Sungkai, dan Pubian (yang beradat Lampung Pepadun). Kedua, dialek O yang dipakai oleh ulun Abung dan Menggala/Tulangbawang (yang beradat Lampung Pepadun).
Dr Van Royen mengklasifikasikan rumpun bahasa Lampung dalam dua subdialek, yaitu dialek Belalau atau dialek Api, dan dialek Abung atau Nyo.
A. Dialek Belalau (Dialek Api), terbagi menjadi:
  1. Bahasa Lampung Logat Belalau dipertuturkan oleh Etnis Lampung yang berdomisili di Kabupaten Lampung Barat yaitu Kecamatan Balik Bukit, Batu Brak, Belalau, Suoh, Sukau, Ranau, Sekincau, Gedung Surian, Way Tenong dan Sumber Jaya. Kabupaten Lampung Selatan di Kecamatan Kalianda, Penengahan, Palas, Pedada, Katibung, Way Lima, Padangcermin, Kedondong dan Gedongtataan. Kabupaten Tanggamus di Kecamatan Kotaagung, Semaka, Talangpadang, Pagelaran, Pardasuka, Hulu Semuong, Cukuhbalak dan Pulau Panggung. Kota Bandar Lampung di Teluk Betung Barat, Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Utara, Panjang, Kemiling dan Raja Basa. Banten di Cikoneng, Bojong, Salatuhur dan Tegal dalam Kecamatan Anyer, Serang.
  2. Bahasa Lampung Logat Krui dipertuturkan oleh Etnis Lampung di Pesisir Barat Lampung Barat yaitu Kecamatan Pesisir Tengah, Pesisir Utara, Pesisir Selatan, Karya Penggawa, Lemong, Bengkunat dan Ngaras.
  3. Bahasa Lampung Logat Melinting dipertuturkan Masyarakat Etnis Lampung yang bertempat tinggal di Kabupaten Lampung Timur di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kecamatan Jabung, Kecamatan Pugung dan Kecamatan Way Jepara.
  4. Bahasa Lampung Logat Way Kanan dipertuturkan Masyarakat Etnis Lampung yang bertempat tinggal di Kabupaten Way Kanan yakni di Kecamatan Blambangan Umpu, Baradatu, Bahuga dan Pakuan Ratu.
  5. Bahasa Lampung Logat Pubian dipertuturkan oleh Etnis Lampung yang berdomosili di Kabupaten Lampung Selatan yaitu di Natar, Gedung Tataan dan Tegineneng. Lampung Tengah di Kecamatan Pubian dan Kecamatan Padangratu. Kota Bandar Lampung Kecamatan Kedaton, Sukarame dan Tanjung Karang Barat.
  6. Bahasa Lampung Logat Sungkay dipertuturkan Etnis Lampung yang Berdomisili di Kabupaten Lampung Utara meliputi Kecamatan Sungkay Selatan, Sungkai Utara dan Sungkay Jaya.
  7. Bahasa Lampung Logat Jelema Daya atau Logat Komering dipertuturkan oleh Masyarakat Etnis Lampung yang berada di Muaradua, Martapura, Belitang, Cempaka, Buay Madang, Lengkiti, Ranau dan Kayuagung di Provinsi Sumatra Selatan.
B. Dialek Abung (dialek Nyo), terbagi menjadi:
  1. Bahasa Lampung Logat Abung Dipertuturkan Etnis Lampung yang yang berdomisili di Kabupaten Lampung Utara meliputi Kecamatan Kotabumi, Abung Barat, Abung Timur dan Abung Selatan. Lampung Tengah di Kecamatan Gunung Sugih, Punggur, Terbanggi Besar, Seputih Raman, Seputih Banyak, Seputih Mataram dan Rumbia. Lampung Timur di Kecamatan Sukadana, Metro Kibang, Batanghari, Sekampung dan Way Jepara. Lampung Selatan meliputi desa Muaraputih dan Negararatu. Kota Metro di Kecamatan Metro Raya dan Bantul. Kota Bandar Lampung meliputi kelurahan Labuhanratu, Gedungmeneng, Rajabasa, Jagabaya, Langkapura, dan Gunungagung (kelurahan Segalamider).
  1. Bahasa Lampung Logat Menggala Dipertuturkan Masyarakat Etnis Lampung yang bertempat tinggal di Kabupaten Tulang Bawang meliputi Kecamatan Menggala, Tulang Bawang Udik, Tulang Bawang Tengah, Gunung Terang dan Gedung Aji.

Aksara

Aksara Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.
Aksara Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Aksara Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu dan Aksara Bugis. Aksara Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambang, angka, dan tanda baca. Aksara Lampung disebut dengan istilah Ka-Ga-Nga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.

Selasa, 08 Juni 2021 - Kelas 7 & 8

  ASSALAMUALAIKUM Wr Wb   Mata Pelajaran : Bahasa Lampung   Nama saya Enny Afni   hari ini Selasa 08 Mei 2021 Selamat pagi an...